KISAH KETELADANAN ABU DZAR AL HIFARI
Nama lengkapnya yang
mashur ialah Jundub bin Junadah Al Ghifari dan terkenal dengan kuniahnya Abu
Dzar. Di suatu hari tersebar berita di kampung Bani Ghifar, bahwa telah muncul
di kota Makkah seorang yang mengaku sebagai utusan Allah dan mendapat berita dari
langit. Serta merta berita ini sangat mengganggu penasaran Abu Dzar, sehingga
dia mengutus adik kandungnya bernama Unais Al Ghifari untuk mencari berita ke
Makkah. Unais sendiri adalah seorang penyair yang sangat piawai dalam menggubah
syair-syair Arab. Berangkatlah Unais ke Makkah untuk mencari tau apa
sesungguhnya yang terjadi di Makkah berkenaan dengan berita kemunculan utusan
Allah itu.
Dan setelah beberapa lama, kembalilah
Unais kekampungnya dan melaporkan kepada Abu Dzar tentang yang dilihat dan
didengar di Makkah berkenaan dengan berita tersebut. Ditanyakan oleh Abu Dzar
kepada Unais : “Apa yang telah kamu lakukan ?”, tanyanya. Unais menjelaskan :
“Aku sungguh telah menemui seorang pria yang menyeru kepada kebaikan dan
mencegah dari perbuatan yang jelek”.
Abu
Dzar bertanya lagi : “Apa yang dikatakan orang-orang tentangnya ?”.
Unais menjawab : “Orang-orang mengatakan, bahwa dia adalah tukang sya’ir, tukang tenung, dan tukang sihir. Tetapi aku sesungguhnya telah biasa mendengar omongan tukang tenung, dan tidaklah omongannya serupa dengan omongan tukang tenung. Dan aku telah membandingkan omongan darinya dengan omongan para tukang sya’ir, ternyata amat berbeda omongannya dengan bait-bait sya’ir. Demi Allah, sesungguhnya dia adalah orang yang benar ucapannya, dan mereka yang mencercanya adalah dusta”.
Mendengar laporan dari Unais itu, Abu Dzar lebih penasaran lagi untuk bertemu sendiri dengan orang yang berada di Makkah yang mengaku telah mendapatkan berita dari langit itu. Segeralah dia berkemas untuk berangkat menuju Makkah, demi menenangkan suara hatinya itu. Dan sesampainya dia di Makkah, langsung saja menuju Ka’bah dan tinggal padanya sehingga bekal yang dibawanya habis. Dia sempat bertanya kepada orang-orang Makkah, siapakah diantara kalian yang dikatakan telah meninggalkan agama nenek moyangnya ? Orang-orangpun segera menunjukkan kepada Abu Dzar, seorang pria yang ganteng putih kulitnya dan bersinar wajahnya bak bulan purnama.
Unais menjawab : “Orang-orang mengatakan, bahwa dia adalah tukang sya’ir, tukang tenung, dan tukang sihir. Tetapi aku sesungguhnya telah biasa mendengar omongan tukang tenung, dan tidaklah omongannya serupa dengan omongan tukang tenung. Dan aku telah membandingkan omongan darinya dengan omongan para tukang sya’ir, ternyata amat berbeda omongannya dengan bait-bait sya’ir. Demi Allah, sesungguhnya dia adalah orang yang benar ucapannya, dan mereka yang mencercanya adalah dusta”.
Mendengar laporan dari Unais itu, Abu Dzar lebih penasaran lagi untuk bertemu sendiri dengan orang yang berada di Makkah yang mengaku telah mendapatkan berita dari langit itu. Segeralah dia berkemas untuk berangkat menuju Makkah, demi menenangkan suara hatinya itu. Dan sesampainya dia di Makkah, langsung saja menuju Ka’bah dan tinggal padanya sehingga bekal yang dibawanya habis. Dia sempat bertanya kepada orang-orang Makkah, siapakah diantara kalian yang dikatakan telah meninggalkan agama nenek moyangnya ? Orang-orangpun segera menunjukkan kepada Abu Dzar, seorang pria yang ganteng putih kulitnya dan bersinar wajahnya bak bulan purnama.
Untuk lebih lengkap Kisah keteladanan bisa diunduh disini
No comments:
Post a Comment