MAKALAH
AKUNTANSI
KEUANGAN
AKTIVA
TETAP TIDAK BERWUJUD
Disusun
Oleh :
1. Alfatihah
2. Erni
Widiyanti
3. Kriskawanti
4. Nandra
Nurusifa
5. Ririn
Widya Putri
6. Veby
Ayu Rantika
KELAS : XII Akuntansi 1
SMK
PGRI 3 RANDUDONGKAL
Jl. KI HAJAR DEWANTARA NO 1 RANDUDONGKAL
2017
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum akuntansi mencakup kegiatan pendapatan dimulai dari transaksi
dicatat untuk pertama kali dalam jurnal hingga menjadi laporan keuangan.
Sehingga dapat dikatakan bahwa akuntansi sangatlah penting dalam kegiatan sehari-hari
terutama bagi operasi perusahaan dalam satu periode. Di dalam akuntansi kita
telah mengenal proses penyusunan laporan keuangan yang mana terdapat nama-nama
akun dan nomor-nomor akun yang sesuai dengan ketentuan perusahaan. Proses
akuntansi diantaranya mulai dengan bukti transaksi, jurnal (jurnal umum dan
jurnal khusus), posting buku besar, neraca saldo, jurnal penyesuaian, neraca
lajur, laporan keuangan (laporan laba rugi, neraca, laporan perubahan ekuitas),
jurnal penutup, neraca saldo setelah pentupan, dan jurnal balik.
Dari tahapan diatas laporan keuangan neraca terdiri dari aktiva lancar,
aktiva tetap, kewajiban dan modal. Dan yang akan dibahas kali ini adalah aktiva
tetap, yaitu berbagai jenis aktiva dapat digunakan lebih dari satu periode untuk
operasi perusahaan. Salah satu Aktiva tetap adalah aktiva tetap tidak berwujud.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1.
Pengertian aktiva Aktiva tetap tidak berwujud
2.
Karakteristik Aktiva tetap tidak berwujud
3.
Contoh Aktiva Tetap tidak berwujud
4.
Pengertian nyata masing-masing contoh
5.
Contoh perhitungan penyusutan aktiva tetap tidak
berwujud
6.
Penghentian Aktiva tetap tidak berwujud
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Aktiva Tetap Tidak Berwujud
Secara umum Aktiva Tak Berwujud adalah kekayaan perusahaan yang tidak memiliki bentuk fisik,
tetapi bermanfaat bagi perusahaan karena hak-hak yang melekat pada pemiliknya.
Aktiva tak berwujud merupakan aktiva tetap perusahaan yang
secarafisik tidak dapat dinyatakan. Contoh Aktiva tidak berwujud adalah hak
paten, hak cipta, hak merek, biaya riset dan pengembangan biaya
ditangguhkan serta hak pengusahaan sumber alam. Aktiva tidak berwujud dapat diperoleh
melalui pembelian atau dikembangkan sendiri oleh perusahaan.
Apabila suatu aktiva tidak berwujud diperoleh dengan
membeli dari pihak luar, maka disamping harga beli yang termasuk sebagai
harga perolehan (cost) adalah biaya – biaya tambahan untuk mendapatkannya seperti biaya yang
dibayarkan kepada pemerintah dan notaries serta biaya administrasi yang
berhubungan. Apabila suatu aktiva tidak berwujud diperoleh dengan
jalan mengembangkan sendiri, maka termasuk dalam harga perolehan adalah
biaya-biaya bahan, peralatan, dan fasilitas, biaya gaji dan upah dan biaya
tidak langsung misalnya alokasi biaya administrasi dan umum.
B.
Karakteristik
Aktiva Tetap Tidak Berwujud
Aktiva Tetap Tidak Berwujud didefinisikan sebagai aktiva
modal yang tidak mempunyai wujud fisik dan nilainya tergantung pada hak dan
keuntungan dari kepemilikan. Saat dimana banyak intagibles ini berupa semacam
hak monopoli kepada pemiliknya, seperti paten, atau copyright, atau juga
franchise dll.
Maka aktiva tak berwujud mempunyai karakteristik penting,
yakni :
1. Kurang
memiliki eksistensi fisik, jadi tidak seperti aktiva berwujud seperti property,
atau pabrik dan peralatan, maka aktiva tak berwujud memperoleh nilai dari hak
dan keistimewaan atau privilege yang diberikan pada perusahaan yang
menggunakannya.
2. Bukan
merupakan instrument keuangan, atua aktiva seperti deposito bank, bukan piutang
usaha, dan investasi jangka panjang dalam obligasi serta saham tidak memiliki
substansi fisik, akan tetapi tidak diklasifikasikan sebagai aktiva tak
berwujud. Jadi aktiva ini merupakan instrument keuangan dan menghasilkan
nilainya dari hak untuk menerima kas atau ekuivalen kas di masa depan.
3. Bersifat
jangka panjang dan menjadi subjek amortisasi, jadi aktiva tak berwujud
menyediakan jasa selama periode bertahun tahun. Maka investasi dalam aktiva ini
biasanya dibebankan pada periode masa mendatang melalui beban amortisasi
periodic.
4. Akuntansi
untuk aktiva tak berwujud mempunyai masalah yang sama dengan akuntansi aktiva
jangka panjang lainya, yakni menentukan nilai terbawa awalnya, maka akuntansi
untuk jumlah setelah akuisisi dalam kondisi bisnis normal ( amortisasi ), dan
akuntansi untuk jumlah jika nilainya turun secara substansial serta
terus-menerus.
C.
Contoh
Aktiva Tetap Tidak Berwujud
1. Hak
Paten
Hak paten adalah hak istimewa yang dikeluarkan oleh pemerintah yang
memberikan kewenangan kepada pemegang hak untuk memproduksi, menjual dan
mengawasi penemuannya dalam jangka waktu tertentu sejak hal tersebut diberikan.
Suatu hak paten biasanya tidak dapat diperbaharui, jangka waktunya bisa
diperpanjang dengan memberikan hak paten yang baru, apabila terdapat perbaikan
atau perubahan pada rancangan dasar penemuan yang lama.
Harga perolehan suatu aktiva-aktiva tak berujud adalah kas (atau
ekulivalensinya) yang dibayarkan untuk mendapatkan hak paten. Hak paten
seolah-olah diberi oleh pemerintah. Dengan adanya hak ini, pemegang hak paten
menjadi terlindung dari kemungkinan adanya pelanggaran oleh pesaing.
Perlindungan dari pesaing sangat berguna bagi perusahaan dalam mengamankan
upaya memperoleh laba melalui penjualan barang atau jasa. Itulah sebabnya
perusahaan yang berhasil menemukan suatu produk baru, tidak segan-segan untuk
mengeluarkan sejumlah uang demi memperoleh hak paten dari pemerintah, agar
pohak lain (pesaing) tidak dibenarkan untuk memproduksi danmenjual temuan baru
tersebut. Pengeluaran untu memperoleh hak paten dicatat dalam rekening Hak
Paten (atau sering disingkat Paten) dan diamortisasi selama masa tertentu.
Harga perolehan hak paten harus diamortisasi selama masa berlaku hak
tersebut atau selama masa manfaatnya, tergantung mana yang lebih pendek. Dalam
menentukan masa manfaat, perusahaan harus mempertimbangkan kapan penemuan
diperkirakan akan mulai ketinggalan jaman, atau tidak memadai lagi dan faktor-faktor
lainnya yang menyebabkan hak paten menjadi tidak ekonomis lagi sebelum akhir
masa berlaku hak tersebut. Untuk memberikan gambaran mengenai perhitungan biaya
paten, misalnya PT Erwin Megah membeli hak paten dengan harga perolehan Rp.
60.000.000,00. Masa manfaat hak tersebut diperkirakan 8 tahun. Dengan demikian
amortisasi per tahun adalah Rp. 7.500.000,0 (Rp. 60.000.000,0 : 8). Jurnal
untuk mencatat amortisasi tahunan adalah sebagai berikut.
Des 31 Biaya Paten
…………………………….. Rp. 7.500.000
Hak Paten ………………………… Rp. 7.500.000
( untuk mencatat amortisasi hak paten
)
Biaya paten dikelompokan dalam laporan rugi-laba sebagai biaya operasi.
2.
Hak Cipta
Hak cipta adalah hak yang diberikan oleh pemerintah, yang memberikan hak
istimewa kepada pemegang hak tersebut untuk memproduksi dan menjual suatu karya
seni atau karya tulis. Harga perolehan suatu hak cipta terdiri dari pengeluaran
untuk mendapatkan dan mempertahankan hak tersebut.
Maka manfaat suatu hak cipta biasanya lebih pendek daripada masa
berlakunya. Mengingat sulitnya penentuan masa manfaat suatu hak cipta, maka hak
cipta biasanya diamortisasi dalam periode waktu yang relatif pendek.
3.
Merek Dagang atau Nama Dagang
Merek dagang atau nama dagang adalah kata, rangkain kata, logo, atau
simbol yang membedakan atau memberi identitas suatu perusahaan tertentu atau
produk tertentu. Apabila kita mendengar nama dagang seperti Lux, Pepsodent,
Indomie, atau Coca Cola, dengan cepat terbayang dalam pikiran kita produk apa
yang dimaksud dan tidak akan salah mengartikannya pada produk lain. Nama dagang
mempunyai manfaat yang sangat besar bagi perusahaan dan sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan pemasarannya. Penemu atau pemakai pertama dapat
memperoleh hak istimewa untuk menggunakan merek dagang atau nama dagang atau
mendaftarkannya pada pemerintah.
Apabila merek dagang atau nama dagang dibeli, maka harga perolehan hak
tersebut adalah harga belinya.Apabila dikembangkan sendiri oleh perusahaan,
maka hara perolehan meliputi biaya hukum, biaya pendaftaran, biaya perancangan
dan pengeluaran-pengeluaran lain yang langsung berhubungan dengan perolehan hak
tersebut.
Seperti halnya aktiva tak berujud lainnya, hak merek harus diamortasikan
selama masa manfaat atau masa berlakunya, tergantung mana yang yang lebih
pendek. Mengingat sulitnya penentuanmasa manfaat suatu hak merek, biasanya
dtetapkan jangka waktu yang relatif pendek.
4.
Franchise (Waralaba) dan License
(Perijinan)
Bila Kita makan di Kentucky Fried Chicken, California Fried Chicken, Mac
Donald, atau Pizza Huts, maka disitu kita menemukan franchise. Franchise adalah
Adalah hak yang diperoleh untuk melakukan suatu usaha tertentu, atau memasarkan
produknya, sekaligus mengikuti pola usaha, cara pengelolaan, penggunaan logo
maupun penggunaan alat usaha tertentu yang aslinya dimiliki oleh perusahaan
yang memberikan hak franchise.
Periijinan adalah hak perusahaan yang diperoleh dari pihak pemerintah baik
daerah maupun pusat untuk melakukan suatu aktivitas tertentu terkait dengan
bidang usahanya. Ijin-ijin perusahaan tentu ada jangka waktunya, dan jika masa
berlakunya telah habis maka ijin tersebut harus diperpanjang atau diperbaharui.
Namun demikian ijin usaha atau aktivitas tertentu atas terkait dengan usaha
biasanya memiliki jangka waktu 3 sampai 30 tahun, yang artinya lebih dari satu
tahun buku. Untuk itu Ijin diakui sebagai aktiva tetap tak berwujud.
Franchise dan lisensi bisa diberikan untuk waktu terbatas, atau terbatas
dengan kemungkinan perpanjangan waktu, atau tidak terbatas. Harga perolehan
suatu hak franchise dan lisensi adalah semua pengeluaran yang diperlukan untuk
mendapatkan hak tersebut. Bila jangka waktunya terbatas, maka harga perolehan
suatu hak franchise dan lisensi adalah semua pengeluaran yang diperlukan untuk
mendapatkan hak tersebut. Bila jangka waktunya terbatas, maka harga perolehan
franchise (atau lisensi) harus diamortasi sebagai biaya operasi selama jangka
waktu ijin pengeoprasianhak tersebut. Namun apabila jangka waktunya tidak
terbatas, maka amortisasi dilakuakn selama jangka waktu ijin pengoprasian hak
tersebut. Namun apabila jangka waktunya tidak terbatas, maka amortisasi
dilakukan selama jangka waktu yang ditentukan dengan taksiran yang wajar. Jika
dalam jangka perjanjian franchise tesebut pihak pemegang hak diwajibkan
membayar secara tahunan, maka pembayaran tersebut diperlakukan sebagai biaya
operasi pada periode dilakukan pembayaran.
5.
Lease hold (Hak sewa)
Adalah hak yang diperoleh atas suatu sewa aktiva tertentu (sewa tempat
usaha, sewa gedung, sewa mesin) yang biasanya menggunakan kurun waktu tertentu,
disahkan oleh pejabat pembuat akte (notaris). Hak sewa dinyatakan sebagai
aktiva tetap (tak berwujud) karena dua alasan :
Hak sewa memberikan kontribusi nyata bagi
perusahaan, atau dengan kata lain, atas sumber daya (dana) yang dikeluarkan
diharapkan hak sewa akan memberikan manfaat kembali (berpotensi menghasilkan
kas atau manfaat) di masa yang akan datang.
Manfaat yang akan diterima oleh perusahaan atas
kepemilikan hak sewa, akan dinikmati oleh perusahaan untuk periode waktu lebih
dari satu tahun buku.
6.
Hak Penggandaan (Copyright)
Copyright adalah hak yang berikan atas suatu penulisan, baik itu berupa
karya ilmiah, puisi, novel, maupun lyric lagu, notasi lagu/irama tertentu,
script atau scenario film tertentu. Copyright meliputi hak untuk memperbanyak
dan mengedarkannya.
7.
Biaya Organisasi
Biaya yang timbul dalam bentukan suatu organisasi perusahaan tersebut
biaya organisasi. Biaya tersebut meliputi pengeluaran untuk biaya jasa
yang dibayarkan kepada underwriters untuk pengurusan saham dan obligasi, biaya
pengurusan ijin dan akte pendirian dan biaya promosi untuk pengenalan kepada
organisasi kepada masyarakat. Biaya-biaya tersebut dikapitalisasi sebagau
aktiva tak berujud dengan nama Biaya Organisasi. Sebenarnya biaya organisasi
akan bermanfaat selama hidup perusahaan, tetapi dalam praktik perusahaan
menetapkan masa manfaat dengan taksiran tertentu yang dianggap wajar. Seperti
halnya aktiva tak berujud lainnya, biaya organisasi juga diamortisasi selama
jangka waktu tertentu.
8.
Goodwill
Aktiva tak berujud terbesar yang biasanya nampak dalam neraca perusahaan
adalah goodwill. Goodwill adalah segala atribut yang memberi nilai atau citra
yang menguntungkan yang melekat pada suatu perusahaan. Dalam hal ini termasuk
diantaranya: manajemen yang istimewa, lokasi yang strategis, hubungan baik
dengan para konsumen, karyawan yang terlatih, produk dengankualitas tinggi,
hubungan yang harmonis dengan para karyawan. Hal-hal yang positif seperti ini
apabila dimiliki perusahaan, akan menaikkan nilai perusahaan. Semakin banyak
hal positif yang dimiliki perusahaan, maka akan bertambah semakin tangguh pula
perusahaan itu. Oleh karena itu ada yang berpendapat bahwa goodwill
mencerminkan keuntungan yang diharapkan diatas keuntungan normal. Oleh karena
itu goodwill merupakan suatu aktiva tak berujud yang berbeda dari aktiva tak
berujud lainnya. Goodwill tidak bisa dijual tanpa mengalihkan atau menjual
perusahaannya, karena goodwill hanya dapat diindetifikasi dengan perusahaan
sebagai keseluruhan.
Persoalan yang timbul apabila goodwill hanya dapat diindetifikasi dengan
perusahaan secara keseluruhan adalah bagaimana menentukan besarnya goodwill
tersebut. Berbagai faktor seperti disebutkan di atas (manajemen yang istimewa,
lokasi yang strategis dan sebagainya) banyak ditemukan pada berbagai
perusahaan, tetapi menentukan besarnya goodwill sangat sulit dan sangat
subyektif. Hal ini mudah dimengerti, karena penentuan goodwill tanpa melalui
transaksi pertukaran akan menyebabkan penilain menjadi subyektif dan laporan
keuangan menjadi kurang dapat dipercaya. Oleh karena itu, goodwill akan hanya
dicatat apabila timbul dari transaksi pertukaran yang meliputi pembelian
perusahaan secara keseluruhan.
D.
Contoh
Perhitungan Penyusutan Aktiva Tak Berwujud
PT
Banda pada tanggal 1 Oktober 2000 memperoleh hak paten dari Pemerintah dengan
mengeluarkan biaya Rp 50.000.000. Hak paten tersebut ditaksir mempunyai masa
manfaat selama 10 tahun. Jurnal yang diperlukan PT Banda untuk mencatat
transaksi tersebut adalah :
a. Mencatat
perolehan hak paten tanggal 1 Oktober 2000
Hak
paten 50.000.000
Kas 50.000.000
b. Mencatat
beban amortasi tahun 2000
Beban
amortisasi 1.250.000
Hak paten 1.250.000
Perhitungan
:
Amortisasi per tahun = 50.000.000 =
5.000.000
10 tahun
Amortisasi tahun 2000 : dari tgl 1 Oktober
s/d 31 Desember
= 3 bulan
= 3/12 X 5.000.000 = 1.250.000
Ikatan Akuntan
Indonesia dalam PSAK No.19, 1995, telah membuat pernyataan sebagai berikut :
Perusahaan harus mengevaluasi periode amortisasi aktiva tak berwujud secara
teratur untuk memutuskan apakah peristiwa dan kondisi selanjutnya menuntut
perubahan tentang masa manfaat yang telah ditentukan
PT. DmZ mengeluarkan biaya untuk memperoleh hak penambangan
minyak dan gas bumi di suatu lokasi sebesar Rp 800.000.000,- . Taksiran
jumlah kandungan minyak sebesar 200.000.000 barel produksi sebenarnya
50.000.000 barel.
Contoh poin 2 (bidang penambangan minyak dan gas bumi)
a. Tarif amortisasi = (50.000.000/200.000.000) x 100 % = 25 %
Amortisasi tahun I = 25 % x Rp 800.000.000,-
= Rp 200.000.000,-
b. Produksi sebenarnya tahun ke II 75.000.000 barel
Tarif amortisasi = (75.000.000 / 200.000) x100 %
= 37,5 %
Tarif amortisasi Tahun II = 37,5% x Rp 800.000.000,-
= Rp 300.000.000
Contoh point 3 (hak penambangan selain minyak dan gas bumi)
Pengeluaran untuk memperoleh hak penguasaan hutan sebesar Rp 800.000.000,- Potensi hutan tersebut 10.000.000 ton kayu.
a. Produksi sebenarnya tahun I 1.000.000 ton
Tarif amortisasi = (1.000.000/10.000.000) x 100 % = 10 %
Amortisasi = 10 % x Rp 800.000.000,-
= Rp 80.000.000,-
b. Jika produksi sebenarnya tahun II sebesar 3.000.000 ton atau 30% potensi tersedia, maka
Amortisasi thn tersebut = 20 % x Rp 800.000.000,-
= Rp 160.000.000,-
Contoh poin 2 (bidang penambangan minyak dan gas bumi)
a. Tarif amortisasi = (50.000.000/200.000.000) x 100 % = 25 %
Amortisasi tahun I = 25 % x Rp 800.000.000,-
= Rp 200.000.000,-
b. Produksi sebenarnya tahun ke II 75.000.000 barel
Tarif amortisasi = (75.000.000 / 200.000) x100 %
= 37,5 %
Tarif amortisasi Tahun II = 37,5% x Rp 800.000.000,-
= Rp 300.000.000
Contoh point 3 (hak penambangan selain minyak dan gas bumi)
Pengeluaran untuk memperoleh hak penguasaan hutan sebesar Rp 800.000.000,- Potensi hutan tersebut 10.000.000 ton kayu.
a. Produksi sebenarnya tahun I 1.000.000 ton
Tarif amortisasi = (1.000.000/10.000.000) x 100 % = 10 %
Amortisasi = 10 % x Rp 800.000.000,-
= Rp 80.000.000,-
b. Jika produksi sebenarnya tahun II sebesar 3.000.000 ton atau 30% potensi tersedia, maka
Amortisasi thn tersebut = 20 % x Rp 800.000.000,-
= Rp 160.000.000,-
E.
Penghentian
Aktiva Tetap Tidak Berwujud
Penghentian Aktiva Tetap dapat terjadi karena
1. Aktiva tetap
dijadikan barang tak terpakai lagi.
2. Dijual.
3. Aktiva tetap
dijual kepada pihak lain.
4. Ditukarkan.
5. Aktiva tetap
ditukarkan dengan aktiva tetap lain.
Apabila suatu aktiva tetap akan dihentikan, maka harus ditentukan dahulu
nilai buku aktiva tetap tersebut. Nilai buku adalah selisih antara harga
perolehan dengan akumulasi depresiasi pada tanggal yang bersangkutan. Apabila
penghentian terjadi pada suatu tanggal tertentu pada suatu tahun, maka
depresiasinya harus dihitung sampai dengan saat penghentian terjadi. Selanjutnya
nilai buku aktiva tetap harus dihapus dari pembukuan dengan mendebet rekening
Akumulasi Depresiasi dan mengkredit aktiva yang bersangkutan sebesar harga
perolehan.
Contoh :
Apabila merek dagang atau nama
dagang dibeli, maka harga perolehan hak tersebut adalah harga belinya. Apabila
dikembangkan sendiri oleh perusahaan, maka harga perolehan meliputi biaya
hukum, biaya pendaftaran, biaya perancangan dan pengeluaran – pengeluaran lain
yang langsung berhubungan dengan perolehan hak tersebut.
BAB
III
PENUTUP
Aktiva tak
berujud adalah hak, hak istimewa dan keuntungan kompetitif yang timbul dari pemilikan
suatu aktiva yang berumur panjang, yang tidak memiliki wujud fisik tertentu.
Bukti pemilikan aktiva tak berujud bisa berupa kontrak, lisensi atau dokumen
lain. Aktiva tidak berujud mungkin timbul dari:
1. Pemerintah –
seperti hak paten, hak cipta, franchise, merek dagang dan nama dagang.
2. Perusahaan
lain – misalnya pembelian yang mencakup pembayaran untuk goodwill.
3. Penjualan
tertentu – seperti franchise dan lease.
Aktiva tak
berwujud mempunyai karakteristik penting, yaitu : kurang memiliki
eksistensi fisik, bukan merupakan instrument keuangan, bersifat
jangka panjang dan menjadi subjek amortisasi, klasifikasi Aktiva Tak Berwujud yaitu cara akuisisi (manner of acquisition), dapat diidentifikasi (identifiability),
dapat dipertukarkan (exchangeability), periode manfaat yang diharapkan
(period of expected benefit).
Prinsip
Akuntansi Dasar untuk Aktiva tak berwujud yaitu :Pada akuisisi menerapkan
prinsip biaya, Selama periode penggunaan,menerapkan prinsip
penandingan, Pada disposisi, menerapkan prinsip pendapatan. Keuntungan
atau kerugian yang diakui atas pelepasan sama dengan selisih antara
pertimbangan yang diterima.
Sesuai
dengan prinsip biaya, aktiva tak berwujud harus dicatat pada saat diakuisisi
dengan biaya ekuivalen kas saat ini. Menurut sifatnya itu, maka aktiva tak
berwujud jarang mempunyai nilai residu. Biaya aktiva tak berwujud yang
tidak memiliki masa umur manfaat yang dapat ditetntukan atau umur hukum tidak
terbatas juga harus diamortisasi berdasarkan estimasi umur
manfaatnya. Pada umumnya aktiva tetap dilaporkan bersama-sama dengan
sumber alam, tetapi aktiva tidak berujud dilaporkan tersendiri setelah aktiva
tetap.
No comments:
Post a Comment