Monday 25 September 2017

MAKALAH AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD

MAKALAH
AKUNTANSI KEUANGAN


AKTIVA TETAP TIDAK BERWUJUD


Disusun Oleh :
1.       Alfatihah
2.       Erni Widiyanti
3.       Kriskawanti
4.       Nandra Nurusifa
5.       Ririn Widya Putri
6.       Veby Ayu Rantika

KELAS : XII Akuntansi 1



SMK PGRI 3 RANDUDONGKAL
Jl. KI HAJAR DEWANTARA NO 1  RANDUDONGKAL

2017


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Secara umum akuntansi mencakup kegiatan pendapatan dimulai dari transaksi dicatat untuk pertama kali dalam jurnal hingga menjadi laporan keuangan. Sehingga dapat dikatakan bahwa akuntansi sangatlah penting dalam kegiatan sehari-hari terutama bagi operasi perusahaan dalam satu periode. Di dalam akuntansi kita telah mengenal proses penyusunan laporan keuangan yang mana terdapat nama-nama akun dan nomor-nomor akun yang sesuai dengan ketentuan perusahaan. Proses akuntansi diantaranya mulai dengan bukti transaksi, jurnal (jurnal umum dan jurnal khusus), posting buku besar, neraca saldo, jurnal penyesuaian, neraca lajur, laporan keuangan (laporan laba rugi, neraca, laporan perubahan ekuitas), jurnal penutup, neraca saldo setelah pentupan, dan jurnal balik.
Dari tahapan diatas laporan keuangan neraca terdiri dari aktiva lancar, aktiva tetap, kewajiban dan modal. Dan yang akan dibahas kali ini adalah aktiva tetap, yaitu berbagai jenis aktiva dapat digunakan lebih dari satu periode untuk operasi perusahaan. Salah satu Aktiva tetap adalah aktiva tetap tidak berwujud.

B.       Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.    Pengertian aktiva Aktiva tetap tidak berwujud
2.    Karakteristik Aktiva tetap tidak berwujud  
3.    Contoh Aktiva Tetap tidak berwujud
4.    Pengertian nyata masing-masing contoh
5.    Contoh perhitungan penyusutan aktiva tetap tidak berwujud
6.    Penghentian Aktiva tetap tidak berwujud


BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Aktiva Tetap Tidak Berwujud
Secara umum Aktiva Tak Berwujud adalah kekayaan perusahaan yang tidak memiliki bentuk fisik, tetapi bermanfaat bagi perusahaan karena hak-hak yang melekat pada pemiliknya. Aktiva tak berwujud merupakan aktiva tetap perusahaan yang secarafisik tidak dapat dinyatakan. Contoh Aktiva tidak berwujud adalah hak paten, hak cipta, hak merek, biaya riset dan pengembangan biaya ditangguhkan serta hak pengusahaan sumber alam. Aktiva tidak berwujud dapat diperoleh melalui pembelian atau dikembangkan sendiri oleh perusahaan.
Apabila suatu aktiva tidak berwujud diperoleh dengan membeli dari pihak luar, maka disamping harga beli yang termasuk sebagai harga perolehan (cost) adalah  biaya – biaya tambahan untuk mendapatkannya seperti biaya yang dibayarkan kepada pemerintah dan notaries serta biaya administrasi yang berhubungan. Apabila suatu aktiva tidak berwujud diperoleh dengan jalan mengembangkan sendiri, maka termasuk dalam harga perolehan adalah biaya-biaya bahan, peralatan, dan fasilitas, biaya gaji dan upah dan biaya tidak langsung misalnya alokasi biaya administrasi dan umum.

B.       Karakteristik Aktiva Tetap Tidak Berwujud
Aktiva Tetap Tidak Berwujud didefinisikan sebagai aktiva modal yang tidak mempunyai wujud fisik dan nilainya tergantung pada hak dan keuntungan dari kepemilikan. Saat dimana banyak intagibles ini berupa semacam hak monopoli kepada pemiliknya, seperti paten, atau copyright, atau juga franchise dll. Maka aktiva tak berwujud mempunyai karakteristik penting, yakni :
1.      Kurang memiliki eksistensi fisik, jadi tidak seperti aktiva berwujud seperti property, atau pabrik dan peralatan, maka aktiva tak berwujud memperoleh nilai dari hak dan keistimewaan atau privilege yang diberikan pada perusahaan yang menggunakannya.
2.      Bukan merupakan instrument keuangan, atua aktiva seperti deposito bank, bukan piutang usaha, dan investasi jangka panjang dalam obligasi serta saham tidak memiliki substansi fisik, akan tetapi tidak diklasifikasikan sebagai aktiva tak berwujud. Jadi aktiva ini merupakan instrument keuangan dan menghasilkan nilainya dari hak untuk menerima kas atau ekuivalen kas di masa depan.
3.      Bersifat jangka panjang dan menjadi subjek amortisasi, jadi aktiva tak berwujud menyediakan jasa selama periode bertahun tahun. Maka investasi dalam aktiva ini biasanya dibebankan pada periode masa mendatang melalui beban amortisasi periodic.
4.      Akuntansi untuk aktiva tak berwujud mempunyai masalah yang sama dengan akuntansi aktiva jangka panjang lainya, yakni menentukan nilai terbawa awalnya, maka akuntansi untuk jumlah setelah akuisisi dalam kondisi bisnis normal ( amortisasi ), dan akuntansi untuk jumlah jika nilainya turun secara substansial serta terus-menerus.

C.      Contoh Aktiva Tetap Tidak Berwujud
1.      Hak Paten
Hak paten adalah hak istimewa yang dikeluarkan oleh pemerintah yang memberikan kewenangan kepada pemegang hak untuk memproduksi, menjual dan mengawasi penemuannya dalam jangka waktu tertentu sejak hal tersebut diberikan. Suatu hak paten biasanya tidak dapat diperbaharui, jangka waktunya bisa diperpanjang dengan memberikan hak paten yang baru, apabila terdapat perbaikan atau perubahan pada rancangan dasar penemuan yang lama.
Harga perolehan suatu aktiva-aktiva tak berujud adalah kas (atau ekulivalensinya) yang dibayarkan untuk mendapatkan hak paten. Hak paten seolah-olah diberi oleh pemerintah. Dengan adanya hak ini, pemegang hak paten menjadi terlindung dari kemungkinan adanya pelanggaran oleh pesaing. Perlindungan dari pesaing sangat berguna bagi perusahaan dalam mengamankan upaya memperoleh laba melalui penjualan barang atau jasa. Itulah sebabnya perusahaan yang berhasil menemukan suatu produk baru, tidak segan-segan untuk mengeluarkan sejumlah uang demi memperoleh hak paten dari pemerintah, agar pohak lain (pesaing) tidak dibenarkan untuk memproduksi danmenjual temuan baru tersebut. Pengeluaran untu memperoleh hak paten dicatat dalam rekening Hak Paten (atau sering disingkat Paten) dan diamortisasi selama masa tertentu.
Harga perolehan hak paten harus diamortisasi selama masa berlaku hak tersebut atau selama masa manfaatnya, tergantung mana yang lebih pendek. Dalam menentukan masa manfaat, perusahaan harus mempertimbangkan kapan penemuan diperkirakan akan mulai ketinggalan jaman, atau tidak memadai lagi dan faktor-faktor lainnya yang menyebabkan hak paten menjadi tidak ekonomis lagi sebelum akhir masa berlaku hak tersebut. Untuk memberikan gambaran mengenai perhitungan biaya paten, misalnya PT Erwin Megah membeli hak paten dengan harga perolehan Rp. 60.000.000,00. Masa manfaat hak tersebut diperkirakan 8 tahun. Dengan demikian amortisasi per tahun adalah Rp. 7.500.000,0 (Rp. 60.000.000,0 : 8). Jurnal untuk mencatat amortisasi tahunan adalah sebagai berikut.

Des 31        Biaya Paten ……………………………..  Rp.  7.500.000
                                 Hak Paten …………………………        Rp. 7.500.000
       ( untuk mencatat amortisasi hak paten )
Biaya paten dikelompokan dalam laporan rugi-laba sebagai biaya operasi.
  
2.      Hak Cipta  
Hak cipta adalah hak yang diberikan oleh pemerintah, yang memberikan hak istimewa kepada pemegang hak tersebut untuk memproduksi dan menjual suatu karya seni atau karya tulis. Harga perolehan suatu hak cipta terdiri dari pengeluaran untuk mendapatkan dan mempertahankan hak tersebut.
Maka manfaat suatu hak cipta biasanya lebih pendek daripada masa berlakunya. Mengingat sulitnya penentuan masa manfaat suatu hak cipta, maka hak cipta biasanya diamortisasi dalam periode waktu yang relatif pendek.

3.      Merek Dagang atau Nama Dagang
Merek dagang atau nama dagang adalah kata, rangkain kata, logo, atau simbol yang membedakan atau memberi identitas suatu perusahaan tertentu atau produk tertentu. Apabila kita mendengar nama dagang seperti Lux, Pepsodent, Indomie, atau Coca Cola, dengan cepat terbayang dalam pikiran kita produk apa yang dimaksud dan tidak akan salah mengartikannya pada produk lain. Nama dagang mempunyai manfaat yang sangat besar bagi perusahaan dan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pemasarannya. Penemu atau pemakai pertama dapat memperoleh hak istimewa untuk menggunakan merek dagang atau nama dagang atau mendaftarkannya pada pemerintah.
Apabila merek dagang atau nama dagang dibeli, maka harga perolehan hak tersebut adalah harga belinya.Apabila dikembangkan sendiri oleh perusahaan, maka hara perolehan meliputi biaya hukum, biaya pendaftaran, biaya perancangan dan pengeluaran-pengeluaran lain yang langsung berhubungan dengan perolehan hak tersebut.
Seperti halnya aktiva tak berujud lainnya, hak merek harus diamortasikan selama masa manfaat atau masa berlakunya, tergantung mana yang yang lebih pendek. Mengingat sulitnya penentuanmasa manfaat suatu hak merek, biasanya dtetapkan jangka waktu yang relatif pendek.

4.      Franchise (Waralaba) dan License (Perijinan)
Bila Kita makan di Kentucky Fried Chicken, California Fried Chicken, Mac Donald, atau Pizza Huts, maka disitu kita menemukan franchise. Franchise adalah Adalah hak yang diperoleh untuk melakukan suatu usaha tertentu, atau memasarkan produknya, sekaligus mengikuti pola usaha, cara pengelolaan, penggunaan logo maupun penggunaan alat usaha tertentu yang aslinya dimiliki oleh perusahaan yang memberikan hak franchise.
Periijinan adalah hak perusahaan yang diperoleh dari pihak pemerintah baik daerah maupun pusat untuk melakukan suatu aktivitas tertentu terkait dengan bidang usahanya. Ijin-ijin perusahaan tentu ada jangka waktunya, dan jika masa berlakunya telah habis maka ijin tersebut harus diperpanjang atau diperbaharui. Namun demikian ijin usaha atau aktivitas tertentu atas terkait dengan usaha biasanya memiliki jangka waktu 3 sampai 30 tahun, yang artinya lebih dari satu tahun buku. Untuk itu Ijin diakui sebagai aktiva tetap tak berwujud.
Franchise dan lisensi bisa diberikan untuk waktu terbatas, atau terbatas dengan kemungkinan perpanjangan waktu, atau tidak terbatas. Harga perolehan suatu hak franchise dan lisensi adalah semua pengeluaran yang diperlukan untuk mendapatkan hak tersebut. Bila jangka waktunya terbatas, maka harga perolehan suatu hak franchise dan lisensi adalah semua pengeluaran yang diperlukan untuk mendapatkan hak tersebut. Bila jangka waktunya terbatas, maka harga perolehan franchise (atau lisensi) harus diamortasi sebagai biaya operasi selama jangka waktu ijin pengeoprasianhak tersebut. Namun apabila jangka waktunya tidak terbatas, maka amortisasi dilakuakn selama jangka waktu ijin pengoprasian hak tersebut. Namun apabila jangka waktunya tidak terbatas, maka amortisasi dilakukan selama jangka waktu yang ditentukan dengan taksiran yang wajar. Jika dalam jangka perjanjian franchise tesebut pihak pemegang hak diwajibkan membayar secara tahunan, maka pembayaran tersebut diperlakukan sebagai biaya operasi pada periode dilakukan pembayaran.

5.      Lease hold (Hak sewa)
Adalah hak yang diperoleh atas suatu sewa aktiva tertentu (sewa tempat usaha, sewa gedung, sewa mesin) yang biasanya menggunakan kurun waktu tertentu, disahkan oleh pejabat pembuat akte (notaris). Hak sewa dinyatakan sebagai aktiva tetap (tak berwujud) karena dua alasan :
     Hak sewa memberikan kontribusi nyata bagi perusahaan, atau dengan kata lain, atas sumber daya (dana) yang dikeluarkan diharapkan hak sewa akan memberikan manfaat kembali (berpotensi menghasilkan kas atau manfaat) di masa yang akan datang.
     Manfaat yang akan diterima oleh perusahaan atas kepemilikan hak sewa, akan dinikmati oleh perusahaan untuk periode waktu lebih dari satu tahun buku.

6.      Hak Penggandaan (Copyright)
Copyright adalah hak yang berikan atas suatu penulisan, baik itu berupa karya ilmiah, puisi, novel, maupun lyric lagu, notasi lagu/irama tertentu, script atau scenario film tertentu. Copyright meliputi hak untuk memperbanyak dan mengedarkannya.

7.      Biaya Organisasi
Biaya yang timbul dalam bentukan suatu organisasi perusahaan tersebut biaya organisasi. Biaya tersebut meliputi pengeluaran untuk biaya jasa yang dibayarkan kepada underwriters untuk pengurusan saham dan obligasi, biaya pengurusan ijin dan akte pendirian dan biaya promosi untuk pengenalan kepada organisasi kepada masyarakat. Biaya-biaya tersebut dikapitalisasi sebagau aktiva tak berujud dengan nama Biaya Organisasi. Sebenarnya biaya organisasi akan bermanfaat selama hidup perusahaan, tetapi dalam praktik perusahaan menetapkan masa manfaat dengan taksiran tertentu yang dianggap wajar. Seperti halnya aktiva tak berujud lainnya, biaya organisasi juga diamortisasi selama jangka waktu tertentu.

8.      Goodwill
Aktiva tak berujud terbesar yang biasanya nampak dalam neraca perusahaan adalah goodwill. Goodwill adalah segala atribut yang memberi nilai atau citra yang menguntungkan yang melekat pada suatu perusahaan. Dalam hal ini termasuk diantaranya: manajemen yang istimewa, lokasi yang strategis, hubungan baik dengan para konsumen, karyawan yang terlatih, produk dengankualitas tinggi, hubungan yang harmonis dengan para karyawan. Hal-hal yang positif seperti ini apabila dimiliki perusahaan, akan menaikkan nilai perusahaan. Semakin banyak hal positif yang dimiliki perusahaan, maka akan bertambah semakin tangguh pula perusahaan itu. Oleh karena itu ada yang berpendapat bahwa goodwill mencerminkan keuntungan yang diharapkan diatas keuntungan normal. Oleh karena itu goodwill merupakan suatu aktiva tak berujud yang berbeda dari aktiva tak berujud lainnya. Goodwill tidak bisa dijual tanpa mengalihkan atau menjual perusahaannya, karena goodwill hanya dapat diindetifikasi dengan perusahaan sebagai keseluruhan.
Persoalan yang timbul apabila goodwill hanya dapat diindetifikasi dengan perusahaan secara keseluruhan adalah bagaimana menentukan besarnya goodwill tersebut. Berbagai faktor seperti disebutkan di atas (manajemen yang istimewa, lokasi yang strategis dan sebagainya) banyak ditemukan pada berbagai perusahaan, tetapi menentukan besarnya goodwill sangat sulit dan sangat subyektif. Hal ini mudah dimengerti, karena penentuan goodwill tanpa melalui transaksi pertukaran akan menyebabkan penilain menjadi subyektif dan laporan keuangan menjadi kurang dapat dipercaya. Oleh karena itu, goodwill akan hanya dicatat apabila timbul dari transaksi pertukaran yang meliputi pembelian perusahaan secara keseluruhan.




D.      Contoh Perhitungan Penyusutan Aktiva Tak Berwujud
PT Banda pada tanggal 1 Oktober 2000 memperoleh hak paten dari Pemerintah dengan mengeluarkan biaya Rp 50.000.000. Hak paten tersebut ditaksir mempunyai masa manfaat selama 10 tahun. Jurnal yang diperlukan PT Banda untuk mencatat transaksi tersebut adalah :
a.       Mencatat perolehan hak paten tanggal 1 Oktober 2000
Hak paten             50.000.000
     Kas                                          50.000.000
b.      Mencatat beban amortasi tahun 2000
Beban amortisasi  1.250.000
     Hak paten                                1.250.000
Perhitungan :
   Amortisasi per tahun = 50.000.000 = 5.000.000
                                   10 tahun
   Amortisasi tahun 2000 : dari tgl 1 Oktober s/d 31 Desember
                                 = 3 bulan
                                 = 3/12 X 5.000.000 = 1.250.000

Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK No.19, 1995, telah membuat pernyataan sebagai berikut : Perusahaan harus mengevaluasi periode amortisasi aktiva tak berwujud secara teratur untuk memutuskan apakah peristiwa dan kondisi selanjutnya menuntut perubahan tentang masa manfaat yang telah ditentukan
PT. DmZ mengeluarkan biaya untuk memperoleh hak penambangan minyak dan gas  bumi di suatu lokasi sebesar Rp 800.000.000,- . Taksiran jumlah kandungan minyak sebesar 200.000.000 barel produksi sebenarnya 50.000.000 barel.
Contoh poin 2 (bidang penambangan minyak dan gas bumi)
a.   Tarif amortisasi = (50.000.000/200.000.000) x 100 % = 25 %
Amortisasi tahun I                     = 25 % x Rp 800.000.000,-
                                                          =  Rp 200.000.000,-
 
b.   Produksi sebenarnya tahun ke II  75.000.000 barel
 Tarif amortisasi                  = (75.000.000 / 200.000) x100 %
                                            = 37,5 %
Tarif amortisasi Tahun II  = 37,5% x Rp 800.000.000,-
                                             =  Rp 300.000.000
Contoh point 3 (hak penambangan selain minyak dan gas bumi)
Pengeluaran untuk memperoleh hak penguasaan hutan sebesar Rp 800.000.000,- Potensi hutan tersebut 10.000.000 ton kayu.
a.  Produksi sebenarnya tahun I  1.000.000 ton
Tarif amortisasi           = (1.000.000/10.000.000) x 100 % = 10 %
Amortisasi                   = 10 % x Rp 800.000.000,-
                                   = Rp 80.000.000,-
 
b.  Jika produksi sebenarnya tahun II sebesar 3.000.000 ton atau 30% potensi tersedia, maka 
Amortisasi thn tersebut  =  20 % x Rp 800.000.000,- 
                                       =   Rp 160.000.000,-

E.       Penghentian Aktiva Tetap Tidak Berwujud
Penghentian Aktiva Tetap dapat terjadi karena
1.      Aktiva tetap dijadikan barang tak terpakai lagi. 
2.      Dijual. 
3.      Aktiva tetap dijual kepada pihak lain. 
4.      Ditukarkan. 
5.      Aktiva tetap ditukarkan dengan aktiva tetap lain.
Apabila suatu aktiva tetap akan dihentikan, maka harus ditentukan dahulu nilai buku aktiva tetap tersebut. Nilai buku adalah selisih antara harga perolehan dengan akumulasi depresiasi pada tanggal yang bersangkutan. Apabila penghentian terjadi pada suatu tanggal tertentu pada suatu tahun, maka depresiasinya harus dihitung sampai dengan saat penghentian terjadi. Selanjutnya nilai buku aktiva tetap harus dihapus dari pembukuan dengan mendebet rekening Akumulasi Depresiasi dan mengkredit aktiva yang bersangkutan sebesar harga perolehan.

  
Contoh :
Apabila merek dagang atau nama dagang dibeli, maka harga perolehan hak tersebut adalah harga belinya. Apabila dikembangkan sendiri oleh perusahaan, maka harga perolehan meliputi biaya hukum, biaya pendaftaran, biaya perancangan dan pengeluaran – pengeluaran lain yang langsung berhubungan dengan perolehan hak tersebut. 



BAB III
PENUTUP

Aktiva tak berujud adalah hak, hak istimewa dan keuntungan kompetitif yang timbul dari pemilikan suatu aktiva yang berumur panjang, yang tidak memiliki wujud fisik tertentu. Bukti pemilikan aktiva tak berujud bisa berupa kontrak, lisensi atau dokumen lain. Aktiva tidak berujud mungkin timbul dari:
1.     Pemerintah – seperti hak paten, hak cipta, franchise, merek dagang dan nama dagang.
2.     Perusahaan lain – misalnya pembelian yang mencakup pembayaran untuk goodwill.
3.     Penjualan tertentu – seperti franchise dan lease.
Aktiva tak berwujud mempunyai karakteristik penting, yaitu : kurang memiliki eksistensi fisik, bukan merupakan instrument keuangan, bersifat jangka panjang dan menjadi subjek amortisasi, klasifikasi Aktiva Tak Berwujud yaitu cara akuisisi (manner of acquisition), dapat diidentifikasi (identifiability), dapat dipertukarkan (exchangeability), periode manfaat yang diharapkan (period of expected benefit).  
Prinsip Akuntansi Dasar untuk Aktiva tak berwujud yaitu :Pada akuisisi menerapkan prinsip biaya, Selama periode penggunaan,menerapkan prinsip penandingan, Pada disposisi, menerapkan prinsip pendapatan. Keuntungan atau kerugian yang diakui atas pelepasan sama dengan selisih antara pertimbangan yang diterima.
Sesuai dengan prinsip biaya, aktiva tak berwujud harus dicatat pada saat diakuisisi dengan biaya ekuivalen kas saat ini. Menurut sifatnya itu, maka aktiva tak berwujud jarang mempunyai nilai residu. Biaya aktiva tak berwujud yang tidak memiliki masa umur manfaat yang dapat ditetntukan atau umur hukum tidak terbatas juga harus diamortisasi berdasarkan estimasi umur manfaatnya. Pada umumnya aktiva tetap dilaporkan bersama-sama dengan sumber alam, tetapi aktiva tidak berujud dilaporkan tersendiri setelah aktiva tetap.

No comments:

Post a Comment

NASKAH DRAMA BAHASA JAWA ANDE ANDE LUMUT

Naskah Drama Ande-Ande Lumut 1.  Tema   : Golek Garwa 2.  Cerita apa  : Ande-ande Lumut 3 .  Ceritane kaya piye   : Panji Asmar...