Bioteknologi Pangan
Berbagai
jenis mikroorganisme bersifat menguntungkan dan berguna untuk produksi bahan
pangan manusia. Kamu tentu mengenal makanan seperti yoghurt, acar, sosis, roti,
keju, tempe, oncom, kecap, dan tapai. Semua makanan tersebut memanfaatkan
mikroorganisme dalam pembuatannya.
Mikroorganisme
juga dimanfaatkan sebagai penghasil bahan pangan yang berprotein tinggi, atau
dikenal sebagai protein sel tunggal (PST). Kelebihan mikroorganisme sebagai
penghasil protein adalah mudah dibudidayakan, pertumbuhannya sangat cepat, dan
kadar proteinnya sangat tinggi yaitu dapat mencapai 80%. Bandingkan dengan
protein pada biji kedelai yang kadarnya sekitar 45%. Contoh organisme penghasil
PST adalah ganggang Chlorella dan Spirulina.
Aneka produk
makanan memanfaatkan jasa mikroorganisme dalam pengolahannya. Peranan
mikroorganisme dalam pengolahan makanan ini adalah mengubah bahan makanan
menjadi bentuk lain, sehingga nilai gizinya lebih tinggi, zat gizi lebih mudah
diserap dan dimanfaatkan, serta mempunyai cita rasa yang lebih menarik.
Perhatikan beberapa contoh jenis makanan dan mikroorganisme yang berperan dalam
pengolahannya pada tabelberikut ini.
Tabel produk
makanan dan mikroorganisme yang berperan dalam pengolahannya.
Produk Makanan
|
Bahan Mentah
|
Mikroorganisme Pengolah
|
Berbagai
jenis kue
|
Tepung
gandum
|
Saccharomyces
cerevisiae
|
Kopi
|
Biji kopi
|
Erwinia
dissolvens
|
Kecap
|
Kedelai
|
Aspergillus
wentii
|
Yoghurt
|
Susu
|
Lactobacillus
bulgaricus dan L. acidophilus
|
Keju
|
Susu
|
Lactobacillus
casei
|
Nata de
coco
|
Air kelapa
|
Acetobacter
xylinum
|
Oncom
|
Kacang
tanah
|
Neurospora
crassa
|
Tape
|
Umbi
ketela pohon atau beras ketan
|
Saccharomyces
cerevisiae
|
Tempe
|
Kedelai
|
Rhizopus
oryzae
|
Sayur asin
|
Sawi hijau
|
Bakteri
asam laktat.
|
Pemanfaatan
mikroorganisme sebagai pengolah bahan makanan telah lama dikenal dan
dilakukan oleh banyak orang. Misalnya, digunakan untuk membuat tape, tempe,
kecap, dan sebagainya. Berikut ini adalah beberapa contoh peran mikroorganisme
sebagai pengolah makanan.
a.
Pemanfaatan Mikroorganisme untuk Membuat Kue/Roti
Dalam
pembuatan kue, pada adonan tepung ditambahkan ragi ke dalam adonan tersebut dan
dibiarkan beberapa saat. Di dalam ragi terdapat jamur Saccharomyces cereviceae.
Jamur ini akan berkembang biak dengan cepat dalam substrat tepung dan memfermentasi
adonan gula (glukosa). Dalam proses fermentasi ini dihasilkan
gelembung-gelembung gas karbon dioksida. Keluarnya gas inilah yang menyebabkan
adonan kue atau roti dapat mengembang.
b.
Mikroorganisme untuk Membuat Asinan
Asinan atau
acar merupakan hasil fermentasi bakteri asam laktat (Lactobacillus bulgaricus)
yang memberi rasa masam dan sedikit asin pada bahan-bahan seperti kubis,
mentimun, dan lobak. Pada umumnya, pembuatan acar dilakukan secara terbuka
sehingga memungkinkan bakteri aerob mengubah rasa menjadi masam.
c.
Mikroorganisme untuk Membuat Minuman dan Alkohol
Mikroorganisme
yang banyak digunakan untuk membuat minuman dan alkohol adalah kelompok jamur
anaerob. Substrat yang digunakan jamur berupa zat tepung atau karbohidrat.
Jamur akan menghasilkan semacam enzim sehingga dapat memfermentasi tepung
menjadi glukosa dan karbon dioksida. Dalam proses fermentasi ini dihasilkan
alkohol yang dapat memberi citarasa tersendiri pada produk yang dihasilkan,
contohnya pada pembuatan tuak, brem, dan sake. Minuman ini dihasilkan dari
fermentasi beras ketan oleh Aspergillus orizae. Tuak merupakan minuman
beralkohol tradisional Jawa. Brem adalah minuman beralkohol tradisional Bali.
Sedangkan Sake adalah minuman beralkohol tradisional Jepang.
Contoh
lainnya adalah proses pembuatan anggur (wine) dan bir. Anggur dibuat dari buah
anggur atau buah yang lain dengan memanfaatkan Saccharomyces cerevisiae dan
Saccharomyces bayanus melalui proses fermentasi. Bir dibuat dari biji padi yang
sebelumnya diubah menjadi malt yang mengandung enzim amilase. Enzim amilase
mengubah zat tepung menjadi glukosa sehingga bisa difermentasi oleh khamir
jenis tertentu. Hasil fermentasi berupa etanol dan karbon dioksida. Alkohol
juga dapat dibuat dari fermentasi tetes tebu yang disuling untuk mendapatkan
alkohol berkadar tinggi. Umumnya, proses pembuatan minuman beralkohol melalui
dua tahap, yaitu tahap fermentasi dan tahap destilasi (penyulingan). Tahap
destilasi diperlukan untuk meningkatkan kadar alkohol dalam minuman.
d. Mikroorganisme
untuk Membuat Yogurt
Yogurt
adalah sejenis minuman yang berasal dari susu yang diproses dengan dimanfaatkan
mikroorganisme tertentu. Dalam pembuatan yogurt, susu diuapkan agar lebih
kental dan kadar lemaknya berkurang. Susu kental ini kemudian difermentasikan
pada suhu 45° dengan menggunakan campuran bakteri Streptococcus thermophillus
dan bakteri Lactobacillus bulgaricus. Bakteri Streptococcus thermophillus pada
pembuatan yogurt berfungsi memberi rasa masam, sedangkan bakteri Lactobacillus
bulgaricus memberi aroma dan rasa yang berbeda. Jadi, kombinasi antara kedua
bakteri itulah yang memberi cita rasa dan aroma pada yogurt.
e.
Mikroorganisme untuk Membuat Mentega dan Keju
Mentega
dibuat dari susu krim atau susu skim. Cita rasa dan aroma mentega berasal dari
hasil fermentasi bakteri yang sama seperti bakteri yang digunakan untuk membuat
yogurt yaitu bakteri asam laktat (Lactobacillus bulgaricus). Sedangkan
keju juga dibuat dari susu yang difermentasikan oleh bakteri asam laktat.
Pembuatan keju memerlukan air dadih yang dibuat dari protein susu yang disebut
kasein. Beberapa jenis keju difermentasikan oleh bakteri Propionibacterium.
Jamur lain juga dapat digunakan untuk membuat keju, misalnya beberapa spesies
dari genus Penicillium untuk membuat keju yang berwarna hijau kebiruan.
Bioteknologi Pertanian
Bioteknologi banyak dimanfaatkan dalam bidang pertanian. Pembuatan kompos
dan biogas merupakan contoh yang sederhana. Pemanfaatan bioteknologi untuk
meningkatkan hasil pertanian pada masa sekarang ini dilakukan secara modern,
misalnya pada pemuliaan tanaman dengan menciptakan tanaman transgenik (tanaman
yang gennya telah dimodifikasi), kultur jaringan, biopestisida, dan sebagainya.
Berikut ini beberapa contoh bioteknologi dalam bidang pertanian.a. Hidroponik dan Aeroponik
Hidroponik adalah suatu istilah yang digunakan dalam bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tumbuhnya. Untuk memperoleh zat makanan atau unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman, ke dalam air yang digunakan dilarutkan campuran pupuk organik. Campuran pupuk ini dapat diperoleh dari buatan sendiri atau pupuk buatan yang siap pakai. Adapun keuntungan dengan cara hidroponik adalah sebagai berikut.
a. Tumbuhan bebas dari hama dan penyakit.
b. Produksi tanaman lebih tinggi.
c. Tumbuh lebih cepat.
d. Pemakaian pupuk lebih efisien.
e. Mudah pengerjaannya.
f. Tidak tergantung pada kondisi alam.
g. Tidak membutuhkan lahan luas.
Selain hidroponik, saat ini teknik yang sedang dikembangkan adalah teknik aeroponik. Jika hidroponik media yang digunakan untuk tumbuh akar adalah air dan media lain misalnya kerikil atau pasir. Tapi pada aeroponik tidak menggunakan media sama sekali. Akar tanaman di letakkan menggantung dalam suatu wadah yang dijaga kelembapannya dari air yang biasanya berasal dari pompa bertekanan sehingga timbul uap air. Zat makanan diperoleh melalui larutan nutrien yang disemprotkan ke bagian akar tanaman.
Sistem aeroponik memiliki kelebihan dibandingkan sistem hidroponik. Pada sistem aeroponik, akar yang menggantung akan lebih banyak menyerap oksigen sehingga meningkatkan metabolisme dan kecepatan pertumbuhan tanaman.
b. Kultur Jaringan Tumbuhan
Teknik kultur jaringan banyak dilakukan untuk menghasilkan bibit tumbuhan dalam jumlah besar dan seragam sifat genetiknya dalam waktu relatif singkat, misalnya bibit jati, anggrek, dan kelapa sawit.
Kultur jaringan memanfaatkan sifat totipotensi sel, yaitu setiap sel membawa informasi genetik yang lengkap sehingga berpotensi untuk berkembang menjadi individu baru yang lengkap. Kultur jaringan mula-mula dilakukan oleh Frederick C. Steward. Steward mengkultur sel-sel akar tanaman wortel dalam suatu media buatan. Dari sel-sel akar itu berhasil tumbuh tanaman wortel yang lengkap. Hasil percobaan ini membuktikan bahwa sel mengandung semua informasi genetik yang lengkap.
Bagian yang akan ditumbuhkan melalui kultur jaringan disebut eksplan. Eksplan yang digunakan biasanya dari jaringan tumbuhan yang masih muda, misalnya ujung akar, tunas, dan daun muda. Berdasarkan jenis eksplannya, kultur jaringan dapat dibedakan menjadi kultur meristem, kultur antera, kultur embrio, kultur protoplas, kultur kloroplas, kultur polen, dan lain-lain. Eksplan yang telah disterilkan ditumbuhan pada media steril yang mengandung nutrisi dan zat pengatur tumbuh.
Selama kultur berlangsung, faktor lingkungan seperti cahaya, temperatur, kelembapan, dan pH diatur pada kondisi yang paling sesuai untuk pertumbuhan eksplan. Jika nutrisi, zat pengatur tumbuh, dan keadaan lingkungan sesuai, eksplan akan tumbuh menjadi massa sel yang belum mengalami diferensiasi yang disebut kalus. Kalus kemudian tumbuh menjadi tanaman kecil yang telah lengkap yang disebut plantlet. Sebelum dapat ditanam, plantlet harus diaklimatisasi selama beberapa waktu sehingga kondisi dan ukurannya sesuai untuk ditanam.
Teknik kultur jaringan sangat menguntungkan dalam perbanyakan tumbuhan bernilai tinggi. Selain itu tanaman langka yang terancam punah dapat dilestarikan dengan memanfaatkan kultur jaringan. Dengan demikian kemajuan industri agrobisnis dapat terwujud dan ketahanan pangan akan meningkat.
c. Tanaman yang Dapat Menfiksasi Nitrogen
Serealia atau tumbuhan rumput-rumputan berbiji merupakan tumbuhan yang menyuplai 50% makanan pokok penduduk dunia. Namun, serealia tidak memiliki simbion bakteri akar-akarnya untuk memfiksasi nitrogen, sehingga kebutuhan nitrogen (N2) diperoleh dari penambahan pupuk buatan. Kelebihan pupuk buatan yang diberikan dapat terbilas air dan menyemari air minum yang dikonsumsi manusia di lingkungan sekitar.
Dengan bioteknologi, para ilmuwan mengembangkan tumbuhan yang akar-akarnya dapat bersimbiosis dengan Rhizobium. Ide ini melibatkan gen nif yang dapat mengontrol fiksasi nitrogen. Para ilmuwan menyisipkan gen nif ini pada :
1) Tumbuhan serealia
2) Bakteri yang berasosiasi dengan tumbuhan serealia
3) Plasmid TI ( Tumor Inducing) dari Agrobacterium dan kemudian menginfeksikannya ke tumbuhan yang sesuai dengan bakteri yang telah direkayasa.
d. Teknologi Tanaman Transgenik
Tanaman transgenik merupakan tanaman yang telah disusupi DNA asing sebagai pembawa sifat yang diinginkan. DNA tersebut dapat berasal dari tumbuhan yang beda jenis. Untuk menghasilkan tanaman transgenik dibutuhkan teknik rekayasa genetika dan vector sebagai pembawa gen sifat yang diinginkan. Sebagai vector digunakanlah DNA yang berasal dari bakteri Agrobacterium tumefaciens yang lebih dikenal dengan nama Ti plasmid (tumor-inducing plasmid). Ti plasmid memiliki kemampuan untuk masuk ke dalam sel tumbuhan selama proses infeksi.
Tahapan untuk memperoleh tanaman transgenik, adalah sebagai berikut:
1) Ti plasmid dikeluarkan dari sel bakteri
2) Ti plasmid dipotong pada sisi yang spesifik dengan menggunakan enzim restriksi.
3) DNA yang berasal dari sel tanaman dipotong dengan menggunakan enzim restriksi yang sama agar diperoleh sisi yang speksifik. Kemudian gen tanaman yang membawa sifat yang diinginkan dipisahkan dari DNA-nya.
4) Gen tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam plasmid sehingga menghasilkan DNA rekombinan.
5) Plasmid yang telah mengandung gen tersebut dimasukkan ke dalam sel tanaman yang dikultur. Saat ini, sel tanaman telah memiliki gen dari tanaman lain.
6) Terjadi regeberasi sel tumbuhan yang akan terus mengalami pembelahan hingga menjadi satu individu tanaman baru. Tanaman baru ini memiliki sifat baru yang diinginkan dan merupakan tanaman transgenik.
Teknologi transgenik telah dilakukan pada beberapa tanaman pertanian seperti jagung, kapas, tomat, padi, kedelai, dan papaya. Pada kedelai telah dimasukkan beberapa gen yang menyebabkan variasi pada tanaman kedelai. Pada tanaman jagung telah dimasukkan gen crBacillus thuringiensis disebut dengan jagung Bt, yang menyebabkan jagung menghasilkan protein yang dapat membunuh serangga, seperti kupu-kupu.
Tanaman
transgenik ini tidak perlu disemprot dengan pestisida untuk menyingkirkan hama
dan penyakit, sebab dengan sisipan gen tersebut akan menghasilkan senyawa
endotoksin ( senyawa racun) sehingga tanaman transgenik dapat membrantas hama
dengan senyawa racun yang dikandungnya.
e.
Penggunaan Teknologi Nuklir
Teknologi
nuklir menggunaan unsur-unsur radioaktif yang dapat memancarkan sinar
radioaktif, antara lain sinar gama (γ ), sinar alfa (α ) dan sinar beta (β).
Manfaat dari radioaktif seperti sinar gama (γ ) berguna untuk pemuliaan tanaman, yaitu dengan meradiasi sel atau jaringan sehingga akan terjadi mutasi yaitu terjadinya perubahan jumlah kromosom atau gen yang terdapat dalam inti sel, dengan tujuan agar menghasilkan atau memiliki keturunan dengan bibit unggul.
Manfaat dari radioaktif seperti sinar gama (γ ) berguna untuk pemuliaan tanaman, yaitu dengan meradiasi sel atau jaringan sehingga akan terjadi mutasi yaitu terjadinya perubahan jumlah kromosom atau gen yang terdapat dalam inti sel, dengan tujuan agar menghasilkan atau memiliki keturunan dengan bibit unggul.
Hasil dari
mutasi yang sering dinamakan mutan, ternyata memiliki beberapa keuntungan di
antaranya cocok ditanam di persawahan pasang surut yang memiliki kadar garam
cukup tinggi, tahan wereng cokelat dan hijau, tahan penyakit busuk daun, umur
lebih pendek, dapat ditanam pada musim kemarau dalam waktu lebih singkat, hasil
panennya lebih banyak. Tanaman hasil mutasi ini bersifat poliploidi (jumlah
kromosomnya berkelipatan dari kromosom normal) sehingga dapat memberikan hasil
yang lebih tinggi, misalnya cepat berbuah, buahnya lebih besar, dan tidak
berbiji.
f. Fusi
Protoplas
Fusi
protoplas merupakan suatu proses alamiah yang terdapat dari mulai tanaman
tingkat rendah sampai pada tanaman tingkat tinggi. Fusi protoplas merupakan
gabungan protoplas dengan protoplas lain dari beberapa spesies, kemudian
membentuk sel yang dapat tumbuh menjadi tanaman hibrid. Hibridisasi somatik
melalui fusi protoplasma digunakan untuk menggabungkan sifat lain dua spesies
atau genus yang tidak dapat digabungkan secara seksual ataupun aseksual. Hal
ini dapat dilakukan dengan cara menggabungkan seluruh genom dari spesies yang
sama (intra-spesies), atau antarspesies dari genus yang sama (inter-spesies),
atau antargenus dari satu famili (inter genus).
Ketika
tanaman dilukai, maka sejumlah sel yang disebut callus akan tumbuh pada tempat
yang dilukai tersebut. Sel-sel callus memiliki kemampuan untuk berdiferensiasi
menjadi tunas dan akar serta keseluruhan tanaman berbunga. Potensi alami
sel-sel tersebut yang terprogram menjadi calon tanaman baru sangat ideal untuk
rekayasa genetik. Seperti pada sel-sel tanaman, sel-sel callus dikelilingi oleh
dinding selulosa yang tebal, yaitu sebuah rintangan yang menghambat pembentukan
DNA baru. Dinding sel tersebut dapat dipecah dengan dinding selulose sehingga
menghasilkan sel tanpa dinding sel yang disebut protoplas. Protoplas ini dapat
digabungkan dengan protoplas lain dari beberapa spesies, kemudian membentuk sel
yang dapat tumbuh menjadi tanaman hibrid. Metode ini disebut fusi protoplas.
Tujuan fusi
protoplas adalah untuk mendapatkan suatu hibrida somatic atau sibrida atau
mengatasi kelemahan dari hibrida seksual. Terdapat kelemahan dari hibrida
seksusal, yaitu:
- Sukar untuk mendapatkan suatu
hibrida antar spesies dan antar genera. Hibridisasi somatik dapat
mengatasi hal tersebut.
- Sitoplasma pada perkawinan
seksual hanya berasal dari induk betina saja. Dalam proses pembuahan,
ganet jantan hanya membawa inti saja dengan sedikit sitoplasma sebaliknya
pada tetua betina selain inti juga sitoplasma. Untuk mendapat sitoplasma
dari kedua tetua diadakan fusi antara sitoplasma.
Fusi
protoplas dapat dimanfaatkan untuk melakukan persilangan antar spesies atau
galur tanaman yang tidak memungkinkan untuk dilakukan dengan persilangan biasa
karena adanya masalah inkompatibilitas fisik. Fusi protoplas membuka
kemungkinan untuk:
- Menghasilkan hibrid somatik
amphidiploid yang fertil antar spesies yang secara seksual tidak
kompatibel
- Menghasilkan galur heterozigot
dalam satu spesies tanaman yang secara normal hanya dapat diperbanyak
dengan cara vegetatif, misalnya pada kentang.
- Memindahkan sebagian informasi
genetik dari satu spesies ke spesies lain dengan memanfaatkan fenomena
yang disebut penghilangan kromosom (chromosome elimination).
- Memindahkan informasi genetik
yang ada di sitoplasma dari satu galur atau spesies ke galur atau spesies
lain
- Fusi protoplas dapat
menghasilkan dua macam kemungkinan produk:
- Hibrid, jika nukleus dari kedua
spesies tersebut betul-betul mengalami fusi (menyatu)
- Cybrid (cytoplasmid hybrid
ataru heteroplast), jika hanya sitoplasma yang mengalami fusi sedangkan
informasi genetik dari salah satu induknya hilang.
Teknik ini
memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari teknik ini adalah dapat
menghasilkan tanaman dengan sifat tertentu dan dapat dilakukan dengan spesies
yang berbeda. Kekurangan dari teknik ini adalah memerlukan biaya yang mahal
serta butuh ketelitan yang lebih.
g.
Bioteknologi dalam Pembentukan Varietas Tanaman Unggul Baru
Teknik-teknik
bioteknologi juga dimanfaatkan untuk membuat jenis tanaman tanaman unggul yang
baru. Hal ini diperlukan untuk mencukupi kebutuhan pangan yang terus meningkat,
sedangkan luas lahan pertanian cenderung menurun. Tanaman unggul ini diharapkan
mempunyai produktivitas yang lebih baik. Selain itu, peningkatan hasil, juga
dilakukan upaya perbaikan pada kandungan nutrisi, kelestarian lingkungan, usia
panen, dan berbagai nilai tambah yang lain.
Sebagai
contoh, nilai tambah pada beberapa tanaman unggul yang telah dikembangkan
adalah sebagai berikut.
- Peningkatan kandungan nutrisi
pada tanaman pisang, cabe, stroberi, dan ubi jalar.
- Peningkatan rasa, misalnya pada
tanaman tomat, cabe, buncis, dan kedelai.
- Peningkatan kualitas produk,
misalnya pada pisang, cabe, stroberi dengan tingkat kesegaran dan tekstur
yang lebih baik.
- Mengurangi reaksi alergi,
misalnya pada tanaman polongpolongan dengan kandungan protein penyebab
alergi yang lebih rendah
- Kandungan bahan berkhasiat
obat, misalnya pada tomat dengan kandungan lycopene yang tinggi yang
berguna sebagai antioksidan untuk mengurangi kanker, bawang dengan
kandungan allicin untuk menurunkan kolesterol, serta pada padi dengan
kandungan vitamin A dan zat besi untuk mengatasi anemia dan kebutaan.
- Tanaman yang mampu memproduksi
vaksin dan obatobatan untuk mengobati penyakit manusia, misalnya pada
tanaman tembakau yang telah direkayasa sehingga dapat menghasilkan vaksin
untuk penyakit kanker.
- Tanaman dengan kandungan
nutrisi yang lebih baik untuk pakan ternak
Penerapan
bioteknologi tanaman juga dapat memudahkan petani dalam proses budidaya
tanaman. Misalkan dalam pengendalian gulma yaitu dengan menghasilkan tanaman
yang memiliki ketahanan terhadap jenis herbisida tertentu. Sebagai contoh
adalah tanaman berlabel Roundup Ready yang terdiri dari kedelai, canola
(sejenis tanaman penghasil minyak), dan jagung yang tahan terhadap herbisida Roundup.
Di dunia saat ini telahbanyak dilepas berbagai tanaman jenis baru hasil
penerapan bioteknologi. Misalnya di China pada tahun 2006 telah telah
dikembangkan sekitar 30 spesies tanaman transgenik, antaralain padi, jagung,
kapas, kentang, kedelai, tomat tahan virus, petunia dengan warna bunga bary,
paprika tahan virus, dan kapas tahan hama) yang telah dilepas untuk produksi.
Beberapa
jenis tanaman unggul baru yang dibuat dengan pemanfaatan bioteknologi adalah
sebagai berikut.
1) Padi
Golden Rice
Padi merupakan
tanaman pangan utama dunia. Dengan demikian padi menjadi prioritas utama dalam
bioteknologi. Selain padi, tanaman pangan yang telah banyak mendapat sentuhan
bioteknologi adalah kentang. Penerapan bioteknologi pada tanaman padi
sebenarnya telah lama dilakukan. Salah satu produknya adalah pari jenis golden
rice yang dikenalkan pada tahun 2001. Diharapkan padi jenis ini dapat membantu
jutaan orang yang mengalami kebutaan dan kematian dikarenakan kekurangan
vitamin A dan besi. Vitamin A sangat penting untuk penglihatan, respon
kekebalan, perbaikan sel, pertumbuhan tulang, reproduksi, hingga penting untuk
pertumbuhan embrionik.
Nama Golden
Rice diberikan karena butiran yang dihasilkan berwarna kuning menyerupai emas
karena mengandung karotenoid. Rekayasa genetika merupakan metode yang digunakan
untuk produksi Golden Rice. Hal ini disebabkan karena tidak ada plasma nutfah
padi yang mampu untuk mensintesis karotenoid.
2) Kentang
Russet Burbank
Teknik
bioteknologi saat ini telah banyak digunakan dalam produksi kentang. Baik dalam
teknik penyediaan bibit, pemuliaan kentang, hingga rekayasa genetika untuk
meningkatkan sifat-sifat unggul kentang. Dalam hal penyediaan bibit, saat ini
teknik kultur jaringan telah banyak digunakan. Teknik kultur jaringan
me-mungkinkan petani mendapatkan bibit dalam jumlah besar yang identik dengan
induknya. Contoh varietas kentang baru adalah kentang Russet Burbank yang
memiliki kandungan pati yang tinggi yang dapat menghasilkan kentang goreng dan
kripik kentang dengan kualitas yang lebih baik karena menyerap lebih sedikit
minyak ketika digoreng.
3) Tomat
FlavrSavr
Teknologi
rekayasa genetika juga telah diaplikasikan pada tanaman hortiklutura. Sebagai
contoh yang cukup terkenal adalah tomat FlavrSavr, yaitu jenis tomat yang buah
matangnya tidak lekas rusak/membusuk. Hal ini sangat berbeda dengan tanaman
tomat lain, di mana buah yang matang cepat menjadi rusak. Sifat tomat FlavrSavr
ini sangat berguna dalam pengiriman buah ke tempat yang jauh sebelum tiba di
tangan konsumen.
4) Tembakau
Rendah Nikotin
Salah satu
dari sekian banyak kerugian merokok adalah gangguan kesehatan karena kadar
nikotin yang tinggi. Pendekatan bioteknologi dilakukan untuk mengatasi
permasalahan ini yaitu dengan merakit tanaman tembakau yang bebas kandungan
nikotin. Pada tahun 2001 jenis tembakau ini diklaim dapat mengurangi resiko
serangan kanker akibat merokok. Selain bebas nikotin, sentuhan bioteknologi
lain juga dilakukan untuk tanaman tembakau misalnya dengan meningkatkan aroma
menggunakan gen aroma dari tanaman lain. Salah satu yang telah berhasil adalah
mengabungkannya dengan aroma buah lemon.
No comments:
Post a Comment