Monday, 2 October 2017

CONTOH PELANGGARAN HAM DI INDONESIA

1.      Tragedi Semanggi
Tragedi Semanggi menunjuk kepada dua kejadian protes masyarakat terhadap pelaksanaan dan agenda Sidang Istimewa yang mengakibatkan tewasnya warga sipil. Kejadian pertama dikenal dengan Tragedi Semanggi I terjadi pada 11-13 November 1998, masa pemerintah transisi Indonesia, yang menyebabkan tewasnya 17 warga sipil. Kejadian kedua dikenal dengan Tragedi Semanggi II terjadi pada 24 September 1999 yang menyebabkan tewasnya seorang mahasiswa dan sebelas orang lainnya di seluruh Jakarta serta menyebabkan 217 korban luka - luka.
Tentang korban, selama ini dirasakan adanya kecenderungan dari pemerintah, masyarakat termasuk mass media memusatkan perhatian pada korban akibat kekerasan seksual semata-mata. Fakta menunjukkan bahwa yang disebut korban dalam kerusuhan Mei 1998 adalah orang-orang yang telah menderita secara fisik dan psikis karena hal-hal berikut, yaitu: kerugian fisik/material (rumah atau tempat usaha dirusak atau dibakar dan hartanya dijarah), meninggal dunia saat terjadinya kerusuhan karena berbagai sebab (terbakar, tertembak, teraniaya, dan lain-lain), kehilangan pekerjaan, penganiayaan, penculikan dan rnenjadi sasaran tindak kekerasan seksual.
Dengan demikian, korban dalam kerusuhan Mei lalu dibagi dalam beberapa kategori sebagai berikut:
·         Kerugian Material:
Adalah kerugian bangunan, seperti toko, swalayan, atau rumah yang dirusak, termasuk harta benda berupa mobil, sepeda motor, barang-barang dagangan dan barang-barang lainnya yang dijarah dan/atau dibakar massa. Temuan tim menunjukkan bahwa korban material ini bersifat lintas kelas sosial, tidak hanya menirnpa etnis Cina, tetapi juga warga lainnya. Namun yang paling banyak menderita kerugian material adalah dari etnis Cina.
·         Korban kehilangan pekerjaan:
Adalah orang-orang yang akibat terjadinya kerusuhan, karena gedung atau tempat kerjanya dirusak, dijarah dan dibakar, membuat mereka kehilangan pekerjaan atau sumber kehidupan. Yang paling banyak kehilangan pekerjaan adalah anggota masyarakat biasa.
·         Korban meninggal dunia dan luka-luka:
Adalah orang-orang yang meninggal dunia dan luka-luka saat terjadinya kerusuhan. Mereka adalah korban yang terjebak dalam gedung yang terbakar, korban penganiayaan, korban tembak dan kekerasan lainnya.
·         Korban Penculikan:
Adalah mereka yang hilang/diculik pada saat kerusuhan yang dilaporkan ke YLBHI/Kontras dan hingga kini belum diketemukan, mereka adalah:
1. Yadin Muhidin (23 tahun) hilang di daerah Senen.
2. Abdun Nasir (33 tahun) hilang di daerah Lippo Karawaci;
3. Hendra Hambali (19 tahun), hilang di daerah Glodok Plaza;
4. Ucok Siahaan (22 tahun), hilang tidak diketahui di mana;
2.      Kasus Trisakti
Ekonomi Indonesia mulai goyah pada awal 1998, yang terpengaruh oleh krisis finansial Asia sepanjang 1997 - 1999. Mahasiswa pun melakukan aksi demonstrasi besar-besaran ke gedung DPR/MPR, termasuk mahasiswa Universitas Trisakti.
Mereka melakukan aksi damai dari kampus Trisakti menuju Gedung Nusantara pada pukul 12.30. Namun aksi mereka dihambat oleh blokade dari Polri dan militer datang kemudian. Beberapa mahasiswa mencoba bernegosiasi dengan pihak Polri.
Akhirnya, pada pukul 5.15 sore hari, para mahasiswa bergerak mundur, diikuti bergerak majunya aparat keamanan. Aparat keamanan pun mulai menembakkan peluru ke arah mahasiswa. Para mahasiswa panik dan bercerai berai, sebagian besar berlindung di universitas Trisakti. Namun aparat keamanan terus melakukan penembakan. Korban pun berjatuhan, dan dilarikan ke RS Sumber Waras.
Satuan pengamanan yang berada di lokasi pada saat itu adalah Brigade Mobil Kepolisian RI, Batalyon Kavaleri 9,Batalyon Infanteri 203, Artileri Pertahanan Udara Kostrad, Batalyon Infanteri 202, Pasukan Anti Huru Hara Kodam seta Pasukan Bermotor. Mereka dilengkapi dengan tameng, gas air mata, Styer, dan SS-1.
Pada pukul 20.00 dipastikan empat orang mahasiswa tewas tertembak dan satu orang dalam keadaan kritis. Meskipun pihak aparat keamanan membantah telah menggunakan peluru tajam, hasil otopsi menunjukkan kematian disebabkan peluru tajam. Hasil sementara diprediksi peluru tersebut hasil pantulan dari tanah peluru tajam untuk tembakan peringatan.
Mahasiswa yang mengalami luka-luka terkena tembakan di antaranya Ketua Senat Mahasiswa Universitas Trisakti (SMUT) Hendra, Rico (Fak. Ekonomi-FE), Agus Rerwanti (Tek. Sipil), Ari Pramono (Sipil), Ason (Fakultas Teknik Industri-FTI), Yonatan Hendrik (Teknik Lingkungan), Ufur (Fak Ekonomi Akuntan), Hendrawan (FE), Ade Rizka Lubis (FE), Eko, Otty (Fak Teknik Lingkungan), Poltak Silalahi (Fakultas Hukum), Yose Noviardi (FE), Alfan (FE), Riga (Ketua Himpunan Mahasiswa), Boy Harry Budiman, Disyon (FTI), Boy (Fakultas Seni Rupa dan Desain), Alfis (FE), Mico (Fakultas Hukum), dan Kardianti (FE).
Dan Enam mahasiswa Universitas Trisakti, Jakarta, tewas terkena peluru tajam yang ditembakkan aparat keamanan sewaktu terjadi aksi keprihatinan ribuan mahasiswa yang berlangsung di kampus Universitas Trisakti, Grogol, Jakarta Barat, Selasa (12/5). Keenam mahasiswa itu tertembak sewaktu berada di dalam kampus oleh berondongan peluru yang diduga ditembakkan oleh aparat yang berada di jalan layang Grogol (Grogol fly over). Puluhan mahasiswa lainnya menderita luka-luka berat dan ringan.Nama para korban adalah Elang Mulia Lesmana (Fakultas Arsitektur, angkatan 1996), Alan Mulyadi (Fakultas Ekonomi, angkatan 96), Heri Heriyanto (Fakultas Teknik Industri Jurusan Mesin, angkatan 95) luka tembak di punggung, Hendriawan (Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen, angkatan 96) luka tembak di pinggang, Vero (Fakultas Ekonomi, angkatan 96), dan Hafidi Alifidin (Fakultas Teknik Sipil, angkatan 95) luka tembak di kepala.

·         Dialektika sejarah pelanggaran HAM Semanggi dan Trisakti Tahun 1998
Dialektika sejarah kerusuhan dan pelanggaran HAM tahun 1998 masih terus menjadi pertanyaan yang takberkesudahan dibenak masyarakat, dan Mahasiswa indonesia, tahun 1998 tercatat dalam tinta sejarah bangsa ini, pelanggaran HAM dan pembunuhan Massal (genoside) menjadi tontonan sehari-hari di media televisi yang ditayangkan secara vulgar di publik.
Kasus terbunuhnya beberapa mahasiswa karena dianggap sebagai pengganggu kebijakan pemerintah, aktor penggulingan kekuasaan,mengganggu stabilitas negara, bahkan dianggap sebagai komunis, tanpa didasari dengan bukti yang kuat, tindakan agresif militer terhadap mahasiswa semakin beringas peluru tajam dan senjata SS1 dihamburkan kearah mahasiswa begitu saja .
Pelanggaran HAM yang dilakukan oleh militer mengtasnamakan keadilan dan kebenaran, karena dianggap hanya lewat jalan militeristik stabilitas negara bisa di pulihkan, militer kita tidak pernah berkaca kepada bangsa lain yang memperjuangkan negaranya dengan jalan damai, seperti Mahatma ghandi di india, Nelson Mandela di Africa, dll.



No comments:

Post a Comment

NASKAH DRAMA BAHASA JAWA ANDE ANDE LUMUT

Naskah Drama Ande-Ande Lumut 1.  Tema   : Golek Garwa 2.  Cerita apa  : Ande-ande Lumut 3 .  Ceritane kaya piye   : Panji Asmar...