Tuesday 26 September 2017

CERPEN SANDAL JEPIT MERAH


SANDAL JEPIT MERAH


Karya: S.Rais

Senja memerah. Langit sajikan semburat jingga yang berkobar di batas horizon. Sesaat lagi malam akan menebarkan keremgangan yang membaur bersama napas kesunyian. Perlahan, alam mulai melepaskan diri dari jeratan hari. Seakan jemu menimbun lelah, bumi mulai mmeredupkan kehidupannya. Aromma sepi mulai menyebar ke setiap celah udara. Berbondong-bondong angin malam mulai menjalankan tugasnya menyelimuti semesta hitam. Malam pun menetas.
Di salah satu sudut remang, seorang perempuan tua berselonjor di atas sebuah bangku bamboo. Dipijatnya urat-urat kaki yang menegang akibat rutinitas melelahkan sehari ini. Kulit-kulit keriputnya seakan bicara tentang lelah yang telah menggunung seperti tumpukan sampah yang ada di belakang gubuk reyotnya. Matanya layu dan redup. Sepasang mata itu digendong kantung mata kehitaman yang makin melebar. Sesekali, dikedipkan dalam-dalam, sebagai cara untuk memperjelas apa yang menghampar di hadapannya. Tetapi percuma saja. Matanya telah tua, setua perjalanan kepedihannya yang menahun, dan perempuan itu tak mampu lagi menikmati tarian kunang-kunang yang muncul sebagai teman dalam pekat malamnya.
Sepasang sandal jepit tipis berwarna merah tergeletak begitu saja di bawah bangku bamboo. Sandal itu ddihinggapi lubang di sana- sini. Tak hanya itu, sandal tua itu pun dihinggapi bercak-bercak kecoklatan. Seperti darah yang mongering. Ya darah! Bahkan, diatas permukaan salah satu sandal itu masih terdapat darah segar. Darah itu bermuncrat dari kkakinya. Dikakinya mmasih terdapat serpih pecahan kaca yang belum sempat dibersihkan. Pecahan kaca yang tadinya berada di gunduhkan sampah belakng rumahnya itu telah bercampur dengan darah merah, darh yang terus menumpuk di atas sandal jepit merahnya.

Lima tahun telah berlalu setelah Mamat mengawini perempuan itu dalam usia belia. Lima belas tahun. Sebagai anak yatim piatu sebatang kara, perempuan itu tak akan mungkinmenolak lammaran Mamat, lelaki berumur dua puluh lima, yang begitu saying padanya. Dengan bekal keterampilan di bidang bangunan, Mamat mampu membiayai hidupnya dan menyewah sepetak kamar  di pinggiran kota. Kebaahagiaannya makin lengkap setelah dari rahimnya lahir seorang anak sehat walaupun saat itu isianya baru enam belas.

selengkapnya bisa di unduh disini

No comments:

Post a Comment

NASKAH DRAMA BAHASA JAWA ANDE ANDE LUMUT

Naskah Drama Ande-Ande Lumut 1.  Tema   : Golek Garwa 2.  Cerita apa  : Ande-ande Lumut 3 .  Ceritane kaya piye   : Panji Asmar...